Social Icons

Pages

Jumat, 09 Desember 2016

Perkembangan Musik Indonesia Dari Masa ke Masa






Perkembangan musik di indonesia bisa dibilang sangat membanggakan. apalagi ditambah akan kreatifitas anak – anak band yang tidak melupakan budaya musik tradisional contonya seperti bondan prakoso yang memasukkan keroncong dari budaya jawa ada juga balawan yang memasukkan unsur musik bali dalam musiknya. Di dalam sejarah musik indonesia yang pertama kali memasukkan unsur musik ke dalam Indonesia berasal dari agama Hindu dengan menggunakan unsur alam sebagai ritual keagamaan dalam masyarakat. Semakin majunya jaman maka ada beberapa era musik di Indonesia yang paling diingat, ada beberapa era antara lain :

1. Era sebelum 70-an

Sekutu dan NICA mulai menguasai kota secara de facto. Saat Tentara Republik Indonesia dipaksa menyerah dan meninggalkan kota sejauh radius 11km; Majelis Persatuan Perjuangan Priangan memutuskan untuk membakar kota untuk mencegah Sekutu dan Belanda mempergunakan fasilitas dan instalasi penting yang ada di kota itu

2. Era 70-an

Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak mencapai Hits dan Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni Koeswoyo memilih bersolo karir posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata ‘bersaudara’ diganti menjadi ‘Plus’. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga Koeswoyo. Beberapa kali dicekal dan masuk penjara. Ini di karenakan Koes Plus membuat beberapa lagu dengan menggunakan lirik berbahasa asing. menurut pemerintahan Soekarno ini tidak mencerminkan watak Nasionalisme dan bisa membahayakan. beberapa lagu koes Plus yang berbahasa asing sampai sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu yang berjudul ‘ Why do u love me’. Selain Koes Plus nama lain yang ikut meramaikan musik Indonesia juga lumayan banyak, tapi menurut saya Koes Plus-lah yang menjadi ikon di era ini.Secara tema, selain lagu dengan tema cinta modern milik Koes Plus lagu dengan tema percintaan dan kancah peperangan masih sering terdengar disini.




3. Era-80-an

Pada era ini jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto Harahap, Pance pondaaq, A ryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama pencipta lagu yang cukup produktif di era ini.Yup inilah masanya lagu patah hati! Nama-nama seperti; Nia Daniaty, Betharia Sonata, Ratih Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang merupakan spesialis lagu sedih.Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin karena temponya lambat juga. Nama seperti Ebiet G Ade dan Franky and Jane sangat familiar juga waktu itu., Saya masih ingat betul betapa lagu-lagu mereka begitu melekat di hati pendengarnya, kakak saya yang waktu itu masih SMP, punya 4 buah buku tulis tebal yang khusus mencatat lirik lagu-lagu mereka. Bahkan boleh di bilang saya aja yang waktu itu masih kelas 2 SD sudah hafal hampir seluruh lagu yang hits di era itu! Biasanya sambil menunggu padi yang menguning agar tidak di serang burung pipit, kita nyanyi-nyanyi lagu itu secara koor (rame-rame) di atas ranggon (dangau di tengah sawah yang bertingkat!) kayaknya seru. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal. Diantaranya lagu ‘gelas-gelas kaca’ dan lagu ‘hati yang luka’ milik Betharia Sonata. Lagu yang berjudul ” Aku masih seperti yang dulu’, yang di nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Angka yang sangat fenomenal waktu itu, dan rekord ini baru di kalahkan oleh Sheila on7 belasan tahun berikutnya lewat lagu ‘Dan’ serta ‘Kita’ ! Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan,menyebut lagu mereka sebagai lagu ‘ngak-ngik-ngok’ dan melarang peredaran lagu-lagu jenis ini dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.Tapi apa ada korelasinya? Dan apa itu sudah sesuai dengan kapasitas dia sebagai mentri penerangan untuk melakukan pelarangan terhadap sebuah aliran musik?

Di tengah derasnya aliran cengeng sebenarnya ada beberapa musisi yang tetap konsisten dengan aliran mereka yang tidak terbawa arus untuk memainkan musik yang meratap-ratap. Diantaranya ada Fariz RM, Vina Panduwinata, Gombloh dll. Musik mereka sering disebut sebagai musik pop kreatif. Lagu Vina yang berjudul ‘Burung Camar’ bahkan jadi hits dimana-mana.

DI era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar, bebrapa nama seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan beberapa group rock seperti Goodbles yang kemudian berubah menjadi GONG 200 sempat berkibar.Nicky Astria bahkan manjadi ikon Rocker cewek Indonesia setelah era-nya Euis darliah.Group-group musik baru pun mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal kali) seperti; Dewa 19, Slank, Boomerang, Vodoo,dan masih banyak lagi group-group musik rock lainya yang hanya numpang lewat doang!




4. Era-90-an

Setelah Mentri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik ,ngak-ngik-ngok’ akhirnya, aliran musik cengeng ini menjadi surut, dan musik pop Indonesia seperti kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari para penyanyi yang tadinya beralirab pop dan rock beralih ke dangdut dan kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut! Obbie mesakh sukses menciptakan lagu ‘mobil dan Bensin’ yang dinyanyikan santa Hokki, dan kemudian jenis lagu ini seperti merajalela. Bom berikutnya lagu yang berjudul; ‘Gantengnya Pacarku’ yang dinyanyikan Nini karlina semakinmemperkuat eksistensi musik jenis ini yang akhirnya mengarah ke jenis musik rancak sedikit disco? Jefry Bule kemudian menjadi sangat terkenal sebagai pencipta lagu musik jenis ini. Karya-karyanya banyak yang menjadi Hirts. Doel sumbang pun yang biasanya menyanyikan lagu daerah dan protes sosial mencoba keberuntungan di jenis musik ini dan sukses dengan lagu ‘Kamu’ ‘pun Ahmad albar yang notabene penyanyi beraliran rock akhirnya ikut terseret dan menyanyikan lagu ‘ Zakiyah’.

Group-group musik baru sebenarnya juga ada beberapa yang potensial dan mencetak hits yang lumayan, tapi gaungnya tetap kalah. Ada Dewa 19 dengan lagu ‘Kangen’nya, Slank dengan lagu ‘Terlalu manis’ dan Indra Lesmana dengan lagu ‘Aku ingin bebas’ ada beberapa lagi yang saya lupa sebutkan.

Disaat yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan Greget, masuklah Ami Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia dengan lagunya ‘ Isabela’ dan langsung menjadi Hits! Lagu Isabela inilah yang menjadi lokomotif bagi musisi dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk membanjiri pasaran musik Indonesia.Beberapa nama yang menjadi terkenal kemudian adalah Salim Iklim, Ella, Nora, dll. Saat itu musik Malaysia benar-benar merajai musik Indonesia.

Beberapa musisi Indonesia , meniru gaya mereka dan menciptakan trend musik baru ” POP ROCK!” Nama seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla, Inka Christy,Nafa urbach dan masih banyak lagi begitu seragamnya menyanyikan lagu ini. Nike Ardila membuat terobosan gaya dalam berpenampilan Rock. Musik Rock yang biasanya di nyanyikan dengan sangar tiba-tiba saja menjadi lembut dan mendayu-dayu dengan gaya seadanya, sekedar bergoyang dikit dan memainkan ekspresi muka ternyata ia di terima masyarakat luas!

Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi Malaysia.

Beberapa nama baru muncul di dunia rekaman Indonesia, ada Kahitna, Java jive, Krisdayanti, Jingga,

Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi dari beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif dan ternyata laris manis. Produser musik tentu saja senang dengan modal yag gak begitu besar mereka dapat keuntungan besar. Akhirnya album-album kompilasi jadi trend waktu itu.Beberapa nama yang berhasil terangkat dari trend ini yaitu; Padi, Cokelat, Air, Wong, Peterpen, dan masih banyak lagi!

Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang berjudul ‘ Dan’ jadi Hits bahkan lagu lainnya yang berjudul ‘kita’ seakan jadi lagu wajib untuk acara kumpul-kumpul atau nongkrong. Waktu kemping aja lagu ini terus kita ulang-ulang. Secara musikalitas sebenarnya tak ada yang istimewa dari group musik asal Jogja ini. Suara Duta biasa-biasa saja, tampang mereka juga kampung banget tapi lagu mereka yang baru bener-bener berbeda, ada kesan indie dan liriknya remaja banget, lugas dan apa adanya. Album pertama mereka terjual lebih dari 2 juta keping. BAhkan album mereka juga laris manis di Malaysia dan Singapura!. Ini mengalahkan record yang sebelumnya di pegang oleh lagu ‘ Aku masih seperti yang dulu’. Tak berapa lama Group Band Dewa dengan formasi barunya kembali hadir setelah fakum selama 2 tahun dan kembali melahirkan beberapa Hits dan juga terjual lebih dari 2 juta kopi! Padi group band keluaran dari musik kompilasi juga tak mau kalah. Album baru mereka ‘lain Dunia’ laris dimana-mana dan juga terjual lebih dari 2 juta keping! Yang perlu dicatat adalah album mereka terjual disaat krismon melanda Indonesia ! Reza Artamivea juga boleh di bilang cukup berhasil, mengusung musik beraliran R&B, suara sexinya berhasil memukau pecinta musik Indonesia.




5. Era 2000

Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Nama-nama yang masih bertahan hanya beberap gelintir, semisal; Krisdayanti, Chrisye, Titi Dj, dan Glen. Selebihnya musik di dominasi oleh group-group musik yang makin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti; Peterpen, Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. beberpa solois memang ada yang baru dan berhasil tapi tetep gaungnya masih kalah. nama-nama seperti; Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga c Lestari,Shanty, Dewi sandra semoga masih tetap bisa bersaing di tahun-tahun berikutnya.

Tapi yang pasti era ini adalah era emasnya musik Indonesia de tengah lesunya musik di dunia International musik Indonesia malah berjaya, bahkan sampai ke negeri tetangga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates